Pekuncen, Banyumas - Guru-guru Taman Kanak-Kanak (TK) yang tergabung dalam PGRI Ranting IGTKI Kabupaten Banyumas menunjukkan antusiasme tinggi dalam mengikuti kegiatan Pengimbasan Diklat Implementasi Pembelajaran Koding. Kegiatan yang diselenggarakan pada Senin, 1 September 2025, di RM Rumah Kuncen, Pekuncen, ini bertujuan untuk membekali para guru agar mampu menstimulasi kemampuan berpikir kritis anak didiknya melalui pendekatan koding.
Mengubah Perspektif, Mengasah Logika: Koding untuk Anak Usia Dini
Siapa sangka, koding yang sering diasosiasikan dengan dunia teknologi dan pemrograman yang rumit, ternyata bisa menjadi alat yang efektif untuk melatih logika dan pemecahan masalah pada anak usia dini. Hal inilah yang menjadi fokus utama dalam Diklat Pengimbasan Implementasi Pembelajaran Koding yang diikuti oleh seluruh anggota PGRI Ranting IGTKI Kabupaten Banyumas.
Kegiatan yang berlangsung di RM Rumah Kuncen, Pekuncen, Banyumas ini, menjadi wadah bagi para guru TK untuk memahami konsep dasar koding yang sederhana dan menyenangkan. Pemateri yang dihadirkan, Bapak Muhammad Reza Yulizar dan Ibu Deni Wiwit Martiana, berhasil membawakan materi dengan cara yang interaktif dan mudah dipahami. Mereka tidak hanya menjelaskan teori, tetapi juga memberikan contoh-contoh praktis bagaimana koding dapat diintegrasikan ke dalam kegiatan belajar sehari-hari di sekolah.
Peserta diklat diajak untuk bermain sambil belajar menggunakan aplikasi atau bahkan alat-alat sederhana yang dapat melatih anak untuk menyusun urutan, mengenali pola, dan memecahkan masalah. Misalnya, melalui permainan merangkai balok sesuai instruksi atau membuat alur cerita sederhana menggunakan gambar. Aktivitas ini secara tidak langsung melatih anak untuk berpikir secara sistematis dan logis.
Ibu Deni Wiwit Martiana menjelaskan, "Koding bukanlah tentang mengajari anak menulis kode program yang rumit. Ini lebih kepada melatih mereka untuk berpikir seperti seorang programmer, yaitu mampu memecahkan masalah langkah demi langkah. Ini adalah pondasi penting untuk mempersiapkan mereka menghadapi tantangan di masa depan."
Antusiasme peserta terlihat jelas sepanjang acara. Mereka aktif bertanya dan berdiskusi, menunjukkan bahwa topik ini sangat relevan dan dibutuhkan. Salah satu peserta, Ibu Siti Aminah, mengungkapkan, "Saya tadinya berpikir koding itu sulit sekali untuk anak-anak TK. Tapi setelah mengikuti diklat ini, saya jadi punya banyak ide bagaimana mengemas pembelajaran koding menjadi kegiatan bermain yang seru. Ini membuka wawasan kami para guru."
Kegiatan ini diharapkan tidak hanya berhenti pada pengimbasan materi, tetapi juga dapat diterapkan secara nyata di kelas masing-masing. Dengan demikian, kemampuan berpikir kritis dan problem-solving anak-anak usia dini dapat terasah sejak dini, menyiapkan generasi yang lebih tanggap dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Keberhasilan acara ini menjadi bukti bahwa inovasi dalam dunia pendidikan anak usia dini terus berkembang, dan para guru memiliki peran sentral dalam mewujudkannya.
0 komentar